BANDA ACEH, iNews.id - Anggota DPR RI, Rafli pada Peringatan Hari Damai Aceh ke 17, selain mengutarakan strategi pembangunan Aceh yang disampaikan melalui syair, ia juga beorasi menyampaikan sejumlah isu teranyar di tengah masyarakat provinsi paling barat indonesia itu, Senin 15 Agustus 2022 di Banda Aceh.
Melengkapi pesan pembangunan Aceh melalui syair Asai Nanggroe, Politisi PKS di Komisi VI itu mengatakan, "Tanah yang sudah bersertifikat, akan dibuat hubungan dengan BUMN Perkebunan, bila siap akan ditanami sawit dan tanaman lainya, Bila ini dilakukan insyaallah, produktif" Kata Rafli
Terkait kekeringan yang acapkali terjadi di Aceh, Menurut Rafli "Hari ini, yang terpenting Bagaimana sawah harus di aliri air, geopolitik dunia dahsyat, kekeringan dimana-mana. Harapan saya, saudara-saudara kita yang di asistensi datang ke Aceh, itu memberi susana kesejukan, sawah harus diari air" Ujarnya
Senada isu teranyar terkait penemuan sumber Gas alam baru lepas pantai Aceh, juga menjadi sorotan seniman eksentrik itu, "Sumber daya gas yang diperbincangkan dunia international di Aceh, hari ini seluruh SDM, Main Power, agar bagaimana anak- anak muda kita Aceh harus di didik tentang itu, tidak boleh lalai lagi. Yang kita ingin tuju adalah bagaimana membangun kemandirian Aceh hingga dipandang jadi martabat tinggi pemerintah Indonesia" Tegas Rafli
Pakta perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia sudah 17 tahun. Kedua pihak sepakat mengakhiri konflik bersenjata pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.
Konflik sejak 1976 bertujuan memerdekakan Aceh dari Republik Indonesia, dimana menurut GAM, Indonesia tidak adil terhadap Aceh.
Ribuan orang Aceh menjadi anggota GAM, dikirim ke Libya secara bergelombang untuk menjalani latihan militer. Mereka yang mendapatkan pelatihan di Libya adalah orang-orang pilihan dan punya semangat juang tinggi. Tak terhitung pasti jumlah ribuan lebih korban meninggal, hilang, dan cacat permanen, baik kerugian fisik maupun non fisik akibat perang masa itu di Aceh.
Kontak tembak terjadi saban hari kala itu. Hingga puncaknya, pasca Musibah Tsunami 2004. Tepat pada 15 Agustus 2005, kedua pihak sepakat berdamai. Proses penandatangan perdamaian dilakukan di Helsinki, Finlandia.
Kehadiran Rafli, Senin (15/08), ditutup dengan syair Wakaf Keikhlasan dihadapan Pj Gubernur Aceh Mayjend Achmad Marzuki, Wali Nanggroe Aceh PYM Malek Mahmud Alhaitar, Eks Panglima GAM Muzakir Manaf juga anggota komisi VI DPR RI, Muslim SHi. Hadir juga Wamen ATR/BPN, Raja Juli Antoni, dan Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri, Eko Prasetyanto. Ketua DPRA, Saiful Bahri alias Pon Yaya, Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Ahmad Haydar, Pangdam IM, Mayjen TNI Mohamad Hasan, Kajati Aceh yang diwakili Asintel Mohamad Rohmadi, Ketua BRA, Azhari Cage, pejabat lain dan sejumlah elit lokal Aceh eks kombatan GAM.
Editor : Armia Jamil
Artikel Terkait