ACEH TENGAH, iNews.id - Provinsi Aceh memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Tak heran jika banyak investor yang yang ramai-ramai ingin berinvestasi di tanah rencong ini. Salah satu perusahaan yang ingin masuk ke Aceh yaitu PT. Linge Miniral Resorce (PT.LMR), yang diduga ingin mendirikan tambang emas di daratan tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah.
Namun kehadiran pt ini pun dikecam oleh warga, aktivis dan mahasiswa Gayo. Kecaman ini beralasan, masyarakat menilai adanya dampak buruk dari tambang emas tersebut.
Pantauan media ini (Senin, 6/3/2023) spanduk yang menyuarakan penolakan tambang PT. Linge Miniral Resorce (PT.LMR) terbentang di sejumlah desa kabupaten tersebut. Dalam spanduk memuat informasi tentang dampak negatif tambang dan juga tiga belas alasan menolak tambang.
Spanduk penolakan tambang emas PT LMR dipasang oleh para aktivis Gayo di Desa Linge Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah. Foto: Cut Mery-iNewsLhokseumawe.
Salah seorang warga bernama Abdulsalam yang di jumpai di Desa Linge, Kecamatan linge, Kabupaten Aceh Tengah, mengaku dari dulu masyarakat menolak kehadiran tambang emas. Menurutnya kehadiran tambang akan berdampak pada keberlangsungan hidup masyarakat Aceh Tengah.
“Dari dulu kami menolak tambang tersebut karena berdampak buruk bagi kami dan masyarakat Gayo lainnya. Salah satunya yaitu menyelamatkan sumber air bawah tanah dan menjaga warisan nenek moyang,” ungkapnya.
Walaupun PT LMR berjanji akan mensejahterakan masyarakat Kabupaten Aceh Tengah, namun masyarakat tetap menolak kehadiran tambang itu.
“Dulu pihak tambang berjanji kalautambang ini dibuka semua permintaan masyarakat diberikan, baik itu perbaikan jalan, pendidikan, agama, dan lainnya akan mereka bantu,” ungkapnya.
Menurutnya masyarakat dibodohi dengan umbaran janji. Padahal berdasarkan pendapat para ahli, kehadiran tambang PT LMR akan mengeksploitasi hampir satu kecamatan di Kabupaten Aceh Tengah.
“Pernah di korek dari Desa Lumut Kecamatan Linge, tapi menurut para ahli galian akan sampai ke Desa Linge. Artinya kita tidak bisa tinggal disini akhirnya, buat apa di kasih pembangunan jalan. Ini kan aneh,” ujarnya.
Pendirian tambang emas di Aceh Tengah sangat disayangkan karena daerah ini berpotensi sebagai tempat wisata. Disana banyak terdapat monumen bersejarah yang menarik di kunjungi.
Salah satu daerah bersejarah yang ada di Kabupaten Aceh Tengah yaitu Gampong Linge, Kecamatan Aceh Tengah. Disana terdapat Museum Umah Reje Linge merupakan rumah adat kerajaan Linge. Modumen ini pun terdaftar di Dinas Perhubungan dan Pariwisata (Dishubpar) Aceh Tengah.
Umah Reje Linge (rumah adat kerajaan Linge yang sudah direnofasi). Foto: Cut Mery-iNewsLhokseumawe
Selain rumah adat, juga terdapat makam Reje Linge dan para keturunannya yang berlokasi di atas bukit. Kemudian terdapat Sumur Cahaya yang sampai saat ini banyak di kunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun para ilmuan yang ini meneliti tetang sejarah Reje Linge.
Makam Reje Linge (Raja Linge) yang berada di atas bukit Kampung Linge, Kecamatan Linge, Aceh Tengah. Foto: Cut Mery-iNewsLhokseumawe
Para pengunjung mengambil air Sumur Cahaya yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Foto: Cut Mery-iNewsLhokseumawe.
Bukan hanya potensi wisata, di Aceh Tengah tepatnya di Kecamatan Linge, juga memiliki hasil rempah yang berlimpah. Disana masyarakat membudidayakan tanaman rempah serai, kemiri, cengkeh, dan kapulaga. Rempah-rempah ini pun terus di kelola dan dikembangkan oleh masyarakat untuk disistribusikan ke luar daerah.
Kapulaga hasil dari kebun
Petani sedang memanen kapulaga di kebun. Foto: Cut Mery-iNewsLhokseumawe.
Editor : Armia Jamil
Artikel Terkait